Pages

Kamis, 05 Mei 2016

Pelajaran Hari Ini 27

Kaki berpijak bumi dijunjung, dimana kamu berada disitulah kamu berjuang...

Setidaknya demikianlah makna dari pepatah lama tersebut. Kamu, dimanalah kamu berasal, dan itu tidak akan bisa merubah apapun terkait dirimu. Seberapa kerasnya dirimu ingin merubahnya, dimana kau berasal akan selalu menjadi bagian dari dirimu, dan kita sebagai manusia, harus menerimanya.

no caption needed
Bagaimanapun kacang tetaplah menjadi akan menjadi kacang hingga akhir hayat. Jadi, jadilah kacang yang berguna untuk mereka yang membutuhkan. Hal ini berarti bahwa kodrat setiap manusia sebagai apa yang telah dijanjikan tidak bisa dirubah. Tetapi, setiap kodrat pasti membawa potensi, disitulah kita bermain. Meningkatkan dan mengeluarkan potensi yang ada semaksimal mungkin untuk menjadi sukses dengan dirimu. Tidak perlu menjadi orang lain untuk mencapai apa yang maksimal dalam hidup. Ini yang aku tangkap dari apa yang aku alami.

Aku memiliki seorang teman, sebut saja Nyonya. Dia, bukanlah berasal dari keluarga yang mampu bahkan sederhana. Hanya anak pedagang sayur di pasar yang buka 24 jam. Tapi, yang membuatku terperangah adalah kemampuan ibunya untuk menyekolahkan anaknya hingga bangku perkualiahan. Tentu, bukan hal mudah untuk mencari uang dengan status pekerjaan yang demikian, tetapi itu bukanlah halangan untuk ibu temanku dalam menyekolahkan anak semata wayangnya setinggi apapun yang ia mau. Yah, aku menghormati sema usahanya hingga saat ini.

Dan temanku, Nyonya, ia memposisikan dirinya selayaknya seorang nyonya. Bahkan, memposisikan ibu yang telah membelanya selama ini hanya sebagai seorang ibu, tidak lebih. Hal ini mulai terlihat olehku saat pertama kali ia mendapatkan telpon dari ibunya. Seorang anak yang sayang pada ibunya tidak akan mengedepankan apa yang ia inginkan dibandingkan ibunya, apapun alasannya. Dengan seenaknya ia meminta sejumlah uang dengan nominal yang tidak sedikit kepada ibunya dalam waktu 1x24 jam. Yah, kurasa dia berasal dari ekonomi menengah. Tapi, semua terbantahkan dari apa yang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Di rumah yang dihuni bersama kakek-nenek, dan saudara lainnya, ia memiliki fasilitas lengkap berupa kamar pribadi dengan perabotan minimalis terlengkap dan terbaru dengan ruang terluas. Sedangkan lainnya, bahkan  ruangan yang mampu dijadikan kamar pribadi, bisa tidur di atas kasur saja sudah bresyukur. Kenapa kamar itu tidak digunakan saja untuk bersama-sama? Tau, apa yang temanku katakan? Ia menjawab, "Yah, kan aku pengen punya kamar sendiri."

Baiklah, dalam keadaanmu yang seperti ini, kamu masih bisa berbuat seperti itu. Anda benar-benar egois. Di lain waktu, ia sampai meminta motor model terbaru kepada ibunya karna alasan yang lama sudah tidak enak dipakai dan tidak nyaman digunakan. Tau, bagaimanakah kondisi kendaraannya? Masih sangat layak, bahkan lebih layak daripada motor yang aku miliki, hanya saja memang ketinggalan jaman. Posisinya, ibunya barusan membayarkan uang kosan yang tergolong mahal dan uang semester yang tergolong mahal. Wow, anda hebat membuat orangtua anda pusing. 

Yang paling membuatku heran, bagaimana bisa ia membuang semua pengorbanan ibunya untuk dirinya di teman-temannya dan lingkungannya. Mencoba menghilangkan siapa ibumu di depan duniamu. Ada pada suatu hari, ibu Nyonya datang ke tempat kosannya, merindukan anakya hingga ia rela meninggalkan kerjanya untuk bersua dengan anaknya. Tetapi, tanpa rasa bangga, Nyonya justru menyembunyikan ibunya, bahkan tidak mengijinkan ibunya keluar sendirian. Bukan karena apa, hanya karena takut jika ibunya bertemu dengan teman-temannya. Memangnya, apa salahnya seorang ibu yang menengok anaknya? Ingatlah, tanpa ibumu bahan kau tidak bisa berada di lingkunganmu yang sekarang. Dan sudah seharusnya kau tahu, darimana kau berasal dan berada sekarang. Tidak usah melebih-lebihkan apa yang kau tidak punya untuk menuruti gaya hidupmu. Semua orang tidak harus menuruti apa yang kau katakan. Dan kau, tidak seharusnya kau menyuruh orang lain untuk menuruti apa katamu. 

Dan aku sudah melihat orang-orang seperti dia. Hanya akan sukses dalam sekejap, dan meredup semakin cepat. Semakin takut kembali ke titik dimana ia berawal, dan semakin menghindarinya dengan cara apapun. Meskipun itu adalah hal yan tak layak untuk dilakukan. Karena kau terlalu takut, untuk mengatakan 'aku hanya anak ibu'.

Rabu, 27 April 2016

Pelajaran Hari Ini 26

Kebahagiaan terpancar di semua sudut mata yang kupandang. Anak muda yang bertebarang hingga kamu ngga mampu menghitungnya, semua rona kesenangan ada disana. Sedangkan yang ada di pikiranku, apakah yang orang tua mereka lakukan hingga mereka sebahagia ini?



Pengalih perhatian, mungkin itu yang tepat untuk menjad gambaranku saat ini. Ini kisah yang sebenarnya telah menunjukan padaku untuk segera berubah menjadi lebih baik, tetapi kenyataan dan keinginan terkadang tidak berjalan sesuai apa yang kita inginkan. Sesekali, Tuhan membuat jalanmu lebih berliku dan berputar dari yang kau kira. Hingga kau tersadar, bahwa telah banyak hal yang telah kau alami selama hidup ini. Menjadi memori yang terkadang tidak terdeskripsikan dengan baik dan sangat buram hingga kau mengingatnya disuatu malam dalam mimpi buruk. 

Inilah mimpi buruk, selama ini hidupku bisa dikatakan sebagai mimpi. Ada yang buruk dan baik, meski aku terkadang tidak tahu harus menempatkan mimpiku dalam kategori yang mana. Tentang mimpi buruk yang telah aku alami, aku ingin segera bangun dan pergi darinya. Inilah mimpi terburukku selama ini, terjebak dalam tubuh gemuk dan berlemak ini dengan tampang yang tidak seberapa. Apa yang lebih buruk selain menjadi tersisih dan terlupakan di tengah-tengah masyarakat yang ramai? Aku tak cantik sama sekali, aku juga tidak bertubuh ideal sama sekali. Apalagi, aku juga bukan anak orang kaya, untuk makan sehari-hari saja sudah bersyukur. Dan lagi, aku hanyalah anak yang rajin, bukan kreatif apalagi genius. 

Menjadi gemuk sejak hari pertama dilahirkan di bumi memang bukanlah kehendakku. Jika boleh memilih sendiri bentuk tubuh yang kumau, aku akan mencari yang lebih baik daripada ini. Jika diijinkan utuk membuat kombinasi bentuk wajah, aku ingin berwajah cantik seperti Raisa atau Dian Sastro. Tapi, itu semua hanya 'jika'. Nyatanya, inilah aku sekarang. Sendiri terjebak dalam mimpi buruk dalam kegendutan dan kejelakan rupa ini. Sering tidak dihargai karena penampilan yang kurang menarik. Sering ditinggalkan karena dianggap tidak menguntungkan sama sekali. Sering diejek karena itulah satu-satunya keunggulan yang kupunya. Sering disisihkan karena memang tak ada yang bisa diambil. Selalu begitu sejak dulu. 

Meskipun banyak sahabat yang mengatakan bahwa hati baik bisa mengalahkan kecantikan luar, tetapi kenyataannya, penampilan jasmani yang masih diutamakan. Aku yang berhati baik dan mau menolong sesama dianggap sebagai 'memang sudah jadi tugasnya kan membantu sesama', sedangkan mereka yang berpenampilan menarik berbuat baik sedikit saja dianggapnya sebagai 'udah cantik baik pula, sempurna'. Padahal kadar kebaikan kita sama, hanya saja penampilan kiga berbeda, tetapi itulah kekurangan wanita jelek sepertiku. 

Aku menulis ini untuk membuka mata manusia, yang memandang wanita hanya dari luarnya saja. Aku marah pada mereka yang mengataiku jelek dan tidak berharga tanpa memperhatikan bagaimana perasaan perempuan akan menerimanya. Aku kesal pada mereka yang mengajak seseorang pergi karena lebih cantik dari yang lain. Aku sedih karena manusia tidak pernah adil dalam memandang sesamanya. Semua wanita ingin tampil cantik kapanpun, dimanapun, dan siapapun itu. Hanya saja, kesempatan yang saya dapatkan berbeda dari mereka yang telah terlahir cantik, terlahir kaya, terlahir dengan keluarga yang baik. Saya jauh dari semua keadaan itu. Membuat saya terjebak dalam mimpi buruk ini sendirian, bersembunyi dibalik senyum manis yang ditertawakan oleh orang-orang disekitarnya. Saat saya remaja, banyak hal yang membuat saya berfikir bahwa aku takut untuk bangun esok harinya karena hari ini buruk sekali. Tapi, siapa yang tahu bahwa saya berfikir seperti itu? Setidaknya, jika aku ini gendut dan jelek, aku ini terlihat kuat setiap hari. Itu yang aku pikirkan saat itu.

Pernah suatu ketika, saya dan teman-teman wanita saya berjalan bersama, tetapi saat itu hanya sayalah yang tidak disapa oleh para lelaki. Itu semua karena saya yang terjelek dan tergendut. Tidak mau sedih melihat tatapan teman-teman saya, saya hanya bisa melempar senyum dengan berkata ‘kita ini populer sekali ya? hahaha..’, apa kata selain munafik yang bisa kalian ucapkan jika kalian tahu yang sebenarnya? Beruntungnya aku, sejak aku remaja, meskipun berwajah jelen dan bertubuh gendut, aku dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang baik-baik, cantik-cantik, dan kaya-kaya. Disanalah saya tidak seharusnya berada, itu yang kupikir. Tetapi, kemanapun saya pergi, mereka tidak membiarkan saya luput dari penglihatan mereka. Disanalah saya tahu, bahwa mereka tulus kepada saya. Aku menerima sahabat-sahabat ini dengan berucap syukur sebanyak-banyaknya pada Tuhan yang maha adil.

Tetapi, mimpi buruk tidak usai sampai itu. Itu baru awal dari neraka yang aku ingin pergi sekarang juga jika bisa. Beranjak semakin dwwasa, dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang sempurna, membuatku berfikir kembali, ‘disinikah memangnya aku berada?’ aku bagaikan kucing kampung yang berada pada negara kucing Eropa. Pernah suatu ketika, saat sekolah menengah atas, kami pergi bersama-sama ke kantin. Dari kami berlima yang datang ke kantin, ada segerombol lelaki yang ingin meminta foto dengan temanku, dan kalian tahu? Akulah yang disuruh untuk memfotokan. Yah, aku disana untuk membantu mereka mengambil foto bersama. Lupakan saja aku, aku tidak apa-apa memang. Tidak hanya sampai situ mimpi buruk ini, pada suatu hari aku dan sahabatku dekat baik dengan seorang lelaki. Lebih tepatnya, aku dekat sekali dengannya. Kami keluar bersama, cerita segala macam hal, tertawa bersama, berbagi tangis bahkan saling meminjamkan bahu untuk bersandar. Tetapi, kenyataan memang tidak harapan, teman lelaki itu justru suka pada sahabatku, bukan aku. Baiklah, mereka memang pasangan yang serasi, itu pikirku.

Ingin dengar cerita wanita gendut dan berwajah jelek ini lagi? Yah, selain kejadian-kejadian yang menguras kekuatan hati tadi, ada juga yang mencoreng nama ini. Setidaknya, karena aku ini sudah jelek, gendut, melarat, bodoh, setidaknya biarkan nama baikku terjaga. Tetapi, kenyataannya adalah saat aku SMA, ada salah satu sahabatku yang sendirian di lapangan basket menungguku. Dia mengirimkan sms padaku  untuk segera datang kesana karena ia merasa sedih. Sebagai sahabat yang siaga 24 jam, aku berlari segera kesana karena khawatir dengan keadaanya. Sialnya, diperjalanan, aku terjatuh di tengah kerumunan anak muda yang lalu lalang di depan dan di sekelilingku karna lantai yang licin dan mereka menertawakan aku yang terjatuh dan membuat lantai sekolah retak. Tidak ada yang menolongku, aku sendirilah yang berusaha segera bangkit. Meminta maaf pada orang-orang yang menertawai dan melihat ke arahku dan berterimakasih pada sejumlah teman yang menanyakan keadaanku. Dan ketika aku lihat, sahabatku adalah salah seorang yang tertawa paling keras dan pergi sambil berkata ‘ahahaa… lucu sekali, terima kasih ya, bikin aku ketawa lagi..’ tanpa mendekat padaku dan hanya berlalu bersama seorang teman prianya. Yah, dia telah bahagia lagi, itu pikirku.

Kejadian lain terjadi saat ada acara untuk ketua kelas seluruh sekolah. Waktu itu, aku menjabat sebagai ketua kelas. Pada pertemua tersebut, semua orang mengutarakan pendapatnya untuk memutuskan hasil terbaik. Hingga pada akhir pertemuan, ada seorang ketua kelas lelaki dari kelas lain meminta ID Line pada semua ketua kelas wanita, dan entah apa tujuannya. Pada akhirnya, ia juga meminta ID ku. Oke, hingga suatu saat ia ternyata mencoba mendekatiku dengan rayuan, kata gombal, hingga mengatakan ‘aku suka sama kamu’. Tahu kan bagaimana indahnya elang terbang di langit biru? Seperti itulah aku saat itu, hingga aku tahu, bahwa aku hanyalah dijadikan taruhan dengan teman-temannya. Yang pada intinya ia hanya mengatakan,’wanita jelek dan gendut, aku hanya ingin bermain-main denganmu’. Dan aku hanya bisa mengatakan, ‘aku memang tidak pantas untuk seseorang setampan dan sepopuler dia, ini semua bukanlah salahnya’. Tapi, hatiku mulai membeku saat itu.

Ramah tamah, sikap mengalah, merendah, tidak lagi terlalu sering aku gunakan. Semua itu hanya membuat lawan bicaraku meremehkanku. Di lain kejadian, dengan mati-matian aku belajar hingga minus mataku bertambah dan mendapatkan peringkat pertama di sekolah, tetapi kenyataannya, teman-teman sekelasku lebih bersorak ramai saat ada sahabatku yang memenangkan lomba menari. Yah, kepintaran akan tetap tertutupi dengan keindahan, itulah kenyataan yang harus aku terima. Sepintar apapun aku jadinya, serajin apapun usahaku, aku hanya berakhir dengan kata-kata ‘wah..,’wow..’, ‘kamu rajin’,’kamu pintar’, dan mereka berlalu begitu saja. Bahkan menjauhiku karena aku terlalu ‘pintar’ untuk mereka dan terlalu ‘jelek’ untuk mereka.

Lalu, bagaimana idealnya aku hidup saat ini? Sebagai seorang wanita yang berada pada keadaan ekonomi yang rendah, aku tidak bisa mengharapkan orangtua membiayai keinginanku untuk jadi lebih berpenampilan menarik. Tapi, sampai kapan aku akan berada di mimpi buruk ini? Sampai aku mati? Tentu aku tidak mau, tapi, apa yang bisa aku lakukan?

Ayahku sudah meninggal sejak aku remaja, menjadikanku lebih melarat dari sebelumnya. Sedangkan ibuku, hanya ibu rumah tangga biasa yang sangat berpenampilan menarik, cantik, tubuh asyik dan cara bicara yang tinggi. Tidak usah mengkhawatirkan kehidupannya yang indah tanpa bullyan. Mimpi buruknya hanya satu, tidak ada orang yang sesuai dengan keinginannya datang lagi di kehidupannya seletelah ayahku meninggal.

Sedangkan kehidupanku ditopang oleh kakak lelakiku. Ia bekerja sebagai karyawan swasta dengan gaji yang cukupan, dan membuatku harus berhemat hingga memakan makanan sampah setiap harinya agar tidak meminta uang tambahan lagi padanya. Terjebak dalam kehidupan seperti itu, membuat mimpi burukku bertambah satu lagi, apalagi kini aku sudah berada di perkuliahan. Penuh dengan persaingan dan penampilan dan uang menjadi satu-satunya agar kau bisa diakui oleh yang lain. Kenapa aku mengatakan hal seperti ini? Karena, baik saja tidak akan cukup untuk menjadikan orang-orang diseitarmu mau kepadamu. Nyatanya, kalau kamu tidak menarik, setidaknya jadilah orang kaya agar kau diakui, FUCK THEM ALL!

Mimpi yang semakin buruk tiap harinya ini mendatangkan pikiran padaku, bagaimana aku bisa keluar dari lingkaran setan ini? Apakah saat aku lulus dan mendapatkan pekerjaan sendiri? Menjadi karyawan yang menerima gaji dan menghabiskan uangnya untuk perawatan tubuh saja? Pada saat itu tiba, pengakuan bukanlah menjadi prioritasku lagi dan duniaku sudah berputar.

Aku sekarang kuliah, dan aku masih gendut, jelek, semakin melarat, dan tidak pintar lagi. Aku bosan dianggap menjadi anak pintar! Semua mengejarmu karena ingin memanfaatkan kepintaranmu dan meninggalkan seperti bungkus permen yang sudah tidak berguna, dan terus berulang hingga tidak tahu kapan berakhirnya. Lagipula, menjadi pintar tidak akan membuatmu kaya, percayalah! Bahkan belakangan ini, banyak sekali kejadian yang memperlihatkan bahwa hidupku memang benar-benar sedang dalam mimpi buruk.

Pertama, aku ditertawakan teman-temanku karena aku menjadi semakin gendut. Dan aku hanya berfikir, ‘yang penting mereka bisa tertawa karena aku’. Menjadi olok-olokan teman-temanmu karena aku gendut, bukanlah hal baru. Asalkan semua bisa bersatu, aku rela-rela saja. Tidak pernah berfikiran egois, itulah bagaimana aku hidup. Kedua, pada suatu hari, aku dan teman-teman kuliahku pergi bermain ke suatu tempat, alhasil, pada saat pulang, motor yang aku kendarai bersama teman lelakiku mengalami masalah, yakni masalah pada shockbreeker yang jebol karena aku yang terlalu berat. Aku sungguh menyesal atas kejadian itu, tapi, maafkan aku yang menyusahkan orang lain ini. Kejadian ketiga terjadi saat tidak ada orang yang mau memboncengku karena aku terlalu gemuk, sehingga hanya aku seorang wanita yang berkendara sendirian. Tidak apa-apa, aku tahu jika aku ini adalah wanita gemuk. Pasti berat membonceng wanita gendut sepertiku. Belu selesai penderitaanku, aku merusakkan satu bangku yang aku duduki karena aku yang terlalu gemuk. Hingga bangku tersebut terbelah menjadi dua bagian dan membuat tubuhku terperosok ke dalam dua bagian itu. Tapi, aku tidak apa-apa, karena itu semua karena kebodohanku yang terlalu banyak bergerak, padahal aku tahu kalau aku ini sangat gendut. Dan kejadian yang barusan terjadi, adalah di tempat parkir, ada dua orang wanita yang kesulitan untuk mengeluarkan motornya, aku dan seseorang wanita cantik berkerudung. Aku memanggil tukang parkir terlebih dahulu, dan ia berjalan ke arahku untuk mengeluarkan motorku, tetapi nyatanya ia berbalik arah dan menuju wanita cantik itu sambil berkata ‘sulit ya mbak? Bentar tak bantuin’. Padahal jarak wanita itu jauh dari tempat tukang parkir berada yang bahkan tinggal beberapa langkah lagi mendekatiku. Mengetahui hal itu, aku akhirnya mengangkat semua motor yang menghalangiku sendirian dan berhasil mengeluarkannya. Tau apa reaksi tukang parkir yang tadi saat menghampiriku? Katanya, ‘nah, bisa sendiri gitu mbak’. You know, FUCK YOU! Mata lu musti gue congkel? Liat betapa berantakannya bentuk motor yang gua gerakin buat ngeluarin motor gua. Dan lu bilang, ‘nah, itu bisa?’ kalau bisa, nih motor sebelah-sebelah gua nggak gua jungkir balikin begini woey..


Kejadian demi kejadian terus saja berulang seperti labirin yang dibut oleh seorang dewa, sangat sulit untuk menemukan jalan keluar. Sebenarnya, aku tahu masalahku, yakni aku butuh orang lain untuk menolongku. Tapi, dengan cara apa? Aku inginkan kehidupanku yang normal, menjadi wanita dengan tubuh yang ideal, wajah yang cantik dan diperlakukan adil seperti yang lainnya. Tapi, kenyataan seakan berkata padaku, ‘tunggu saja keajaiban yang akan datang’. Dan entah itu sebuah harapan belaka atau akan menjadi kenyataan suatu hari nanti. 
Dan jika ini adalah sebuah film, aku ingin segera ada dokter bedah plastik yang mau mengoperasi seluruh tubuhku agar aku bisa jadi wanita cantik, mempesona, menawan seperti boneka favorit dan tampil percaya diri di depan semua orang karena aku ini wanita yang sempurna untuk diidolakan.

#RIPGendut #RIPJelek #CumaMimpi? 

T_T 

T_T

T_T

Sabtu, 12 Desember 2015

Pelajaran Hari Ini 25

Bersyukur, satu kata yang membuatku bertahan hingga saat ini. Tidak ada kebahagiaan lebih membahagiakan melebihi satu kata ini, syukur. 
Kenyataan di sekitar yang sudah pernah aku lihat, begitu mudah orang silau dengan 'harta' dan berubah menjadi babi hutan

Sudah agak dari terakhir kali aku membuat tulisan di blog. Bukan karena sudah bosan, tapi belakangan ini aku dengan tidak sengaja atas alasan mengisi waktu luang, menambahkan sejumlah kegiatan yang ternyata diluar ekspektasiku selama ini, benar-benar melelahkan. Hingga aku terkadang merasa melupakan untuk lebih mengembangkan dan mengasah kemampuanku selama ini yang tergolong masing sangat dibawah standar yang ada, yaps, untuk menjadi seorang penulis tentunya. 

Yah, banyak aktivitas yang telah aku lalui, tapi selama satu semester ini aku memang agak memusatkan perhatian pada kegiatan untuk lebih mengasah skill kepemimpinan dan organisasi, jadi aku ambil kurang lebih 5 acara kepanitiaan untuk melatih skill dalam berorganisasi, hingga aku juga menyadari satu hal yang pasti, kemana saja aku satu tahun yang lalu. Setelah aku ikut beberapa kegiatan ini, tidak hanya menambah pengalaman saja, tapi aku juga menambah ruang lingkup dalam pertemanan, yah, sayangnya hanya sebatas sebuah pertemenan yang ujung-ujungnya yah cuma sebagai teman aja, nggak lebih dan kemungkinan besar akan berkurang suatu saat nanti. Lalu, kemana setahun belakangan ini? Prestasi? IPK? Tidak semua jawabannya, organisasi? Apalagi itu, uang? Yah, aku dapat banyak uang setahun terakhir. Hidup mewah ala anak pejabat, keluar malam pulang pagi, menginap di rumah teman yang nyaman, bersih dan tenang, malam berikutnya berkunjung ke tempat terkini yang sering terpampang di timeline teman-teman, hidup seperti itulah aku selama setahun belakangan ini, lalu, satu hal yang aku sadari, ini cara hidup yang sangat menyenangkan, tidak merepotkan, tapi sungguh terlalu mudah untuk dilakukan seorang manusia yang memiliki akal dan kekuatan untuk lebih bersikap produktif. 

Percaya deh, kalau cuma hura-hura dan ambil enak-enaknya aja dari dulu emang nggak pernah kerasa sih. Semuanya akan berjalan sangat baik, bahkan cenderung merasa ingin melakukannya terus, atau dalam kata lain kita sudah ketagihan. Kalau udah ketagihan dengan cara hidup kayak gini, hura-hura, seneng-senengnya 12 jam dengan shopping, nongkrong, makan-makan enak, susahnya cuma 4-6 jam di kampus, semua bakal diserobot deh. Nggak peduli ada budget apa engga, yang dipikirin cuma satu, yang penting gue happy, thats all.Untungnya, dalam kondisi seperti ini, akhirnya aku tahu bagaimana caranya bersyukur yang bisa menyelamatkan hidupmu dari gaya hedonisme yang sebenarnya merusak mental dan lifestyle pelakunya sendiri. Bersyukur bukan hanya sekedar mensyukuri apa yang diberikan oleh Sang Pencipya kepada hamba-Nya, lebih dari semua itu, bersyukur itu juga merupakan bagian dimana kita bisa menerima apa adanya diri kita yang sekarang tanpa harus meminta berbagai hal dalam hidup yang terkadang, jika dipikirkan lebih dalam lagi, kita akan berfikir, permintaanku kali ini termasuk kategori keterlaluan. 

Mungkin hari ini kita ingin punya uang, besoknya setelah kita dapat uang, kita ingin mendapatkan pelayan kehidupan yang mewah dan nyaman, besoknya lagi setelah kita mendapatkannya kita akan meminta hal yang lebih mewah lagi, pasangan hidup yang mampu menjamin keuangan kita, terus-terus saja tentang materi dan mempertahankan hidup elegan tanpa sadar, kita sudah masuk dalam lingkaran setan yang membuat kita mampu melakukan apapun untuk mendapatkannya. Hal ini juga terjadi pada seorang temanku. Di tempat yang berbeda, di situasi yang berbeda, tapi tidak separan yang pernah aku alami, temanku ini tumbuh menjadi anak yang unpredictable. Maksutnya, diluar dugaan semua orang yang disekitarnya, atau mungkin memang tidak ada yang memperkirakan hal seperti akan terjadi. Entahlah, yang ingin aku ceritakan disini yakni mengenaik sifat ketidaksyukurannya dalam menjalani hidup yang membuatnya secara tidak sadar telah memasuki area lingkaran setan yang aku bicarakana sebelumnya. 

Kenapa dengan lingkaran setan yang aku bicarakan ini? Eh, btw, aku menulis blog kali ini dengan kondisi dia sedang berada tepat disebelahku, yang bisa aku jawab ketika dia bertanya tentang apa yang sedang aku lakukan, aku akan menjawab 'melakukan rutinitas'. Yang pada dasarnya memang aku suka menulis, meski terkadang hal itu menyita waktuku dan tidak ada hasil yang aku peroleh. Tidak mungkin aku menjawab pertanyaannya dengan 'aku sedang membuat kisah ketidaksyukuranmu terhadap hidupmu', kan awkward ntar jadinya. Oke, back to the topic, what's kind of story that i'd like to tell you? It's about someone who doesn't know she is exactly come from, but wanna the higher place for her belongs. 

Seorang anak yang terlahir di tengah keluarga yang sangat sederhana, ditipkan kepada keluarga yang cukup mapan, dengan kondisi orangtua yang broken home, kini kembali ke kehidupan yang tidak diinginkan. Kembali ke ibu kandungnya yang sejak kecil bekerja untuk dirinya, jauh dari keluarga, tidak mendapatkan perlindungan dari laki-laki manapun, berjuang untuk keluarga kecilnya, dan ternyata, justru diperlakukan selayaknya 'PEMBANTU HINA' oleh anak kandungnya sendiri. Berlatar dendam dengan nasib yang sama sekali tidak membahagiakan (keluarga broken home, ditinggal keluarga angkat, kembali kepada ibu yang miskin, bertemu dengan ayah yang sudah lama pisah) membuatnya merasa bahwa hidup ibunya layak untuk dibegitukan. Tidak bersyukur? Tentulah. Bahkan untuk pridadiku, ini sudah termasuk ranah 'DURHAKA'. Tidak mau menghakimi lebih jauh, mari berlanjut pada kisah selanjutnya. 

Lebih ironisnya, karena keadaan ekonomi yang sangat pas-pasan, si ibu akhirnya memutuskan untuk membangun hubungan kembali dengan ayah si anak dengan tujuan untuk memintanya membiayai si anak untuk masa depan yang lebih baik, begitu memang pikir semua ibu. Tapi, tahu bagaimana si anak berperilaku? Bukannya berterima kasih atas usaha ibunya mengemis pada mantan suami, si anak semakin menjadi bengat seperti babi hutan yang tak tahu adab. Dia memperlakukan ayah yang kini membiayainya dengan semua bentuk kemewahan dan fasilitas yang teramat layak dengan mendewakannya, menyanjungnya, menyenyuminya setiap waktu (meski tanpa bertemu langsung) dan mengabaikan, membentak, mencaci, memaki, menghina ibu yang kini menghidupinya dengan segala upaya wanita yang hanya bisa mengandalkan usaha ototnya. Lebih dari kata durhaka menurutku, maksudku, kenapa dia bisa berlaku begitu pada orang yang pernah mau, rela, ikhlas mati demi anak kandung satu-satunya dengan begitu hinanya dan justru lebih menghargai orang yang selama ini meninggalkannya selama 17 tahun dan baru datang belakangan, lalu hanya memberinya uang? Semudah itukah kebaikan seorang ibu dilupakan dengan uang dari ayahmu? 

Bersyukur lebih dari sekedar berterima kasih pada Tuhan atas segala pemberiannya selama ini, tapi juga bakti yang diwujudkan dengan sikap, benar bukan? Dia berkata bersyukur sekali dengan hidupnya saat ini (dengan keadaan finansial yang sangat mapan) dan tetap menyiksa ibunya, bersyukur? Thats all is a big bulshitt ever, sista. Maksudku, dengan semua yang didapatkannya saat ini, tidakkah sedikir berfikir untuk beryukur dan tidak perlu menuntut lebih atas hidup yang telah kau miliki? Setidaknya, terimalah ibumu apa adanya tanpa harus menuntutnya sama dengan ayahmu, bagaimanapun, saat ini kau adalah anak kandung satu-satunya, tapi sangat jahat pada ibumu. Bagaimana nanti kalau kau sukses? Tidak ada sedikitpun nilai di ibumu yang akan kau hargai, kalau sudah begini? Tinggal tunggu saja karma dari Tuhan. Ingat, Tuhan sama seklai tidak tidur, kawan! Aku percaya padanya bahwa ada tiga perkara yang cepat balasannya di dunia, yakni sifat durhaka, dzalim, dan tamak. Kamu tahu? Kamu udah masuk golongan yang pertama, kawan.. 'DURHAKA'. Sekarang mungkin kamu sedang diberikan enak-enaknya oleh Tuhan dengan apapun yang kamu inginkan diberikannya dengan mudah, tapi, apakah ini akan bertahan lama?

Tuhan, aku juga masih mempunyai satu pertanyaan lagi, kenapa orang serajin dia dalam beribadah tapi tetap saja mampu berbuat durhaka terhadap ibu kandungnya? Apakah memang yang namanya uang, kekuasaan, dan tahta bisa menukar posisi ibu kandung? Sebesar itukah harga dari sebuat ketamakan manusia yang harus dibayarnya? Semoga, Kau akan selalu menghindarkanku dari perbuatan-perbuatan yang membuatku terjerumus dalam siksa neraka, Amiin Ya Rab..

Intinya, apapun yang telah kita lewati, apapun yang telah kita dapatkan, pasti ada hikmahnya. Tidak ada usaha yang sia-sia dari sebuah kata bernama 'usaha'. Sekecil apapun hasil itu, itu tetaplah hasil yang harus tetap kita syukuri. Kata mau lebih, lebih, dan lebih lagi terkadang sangat semu, bisa menjadi hal positif jika itu semua mendatangkan kebaikan dalam dirimu, tapi bisa jadi suatu kesalahan besar jika keinginan lebih itu hanya merujuk pada kesenangan tiada ujung. Untuk itu, entah apa yang telah aku dapatkan setahun belakangan hingga aku tidak terlihat oleh yang lainnya, aku tetap mensyukurinya sebagai sebuah anugerah dari Tuhan karena telah memberikanku pengalaman seperti ini. Untuk itu, bagi para pembaca dan penulis, jangan pernah berhenti-hentinya bersyukur dalam sekeras apapun hidup atau penderitaan yang kita alami, niscaya, Tuhan akan membalas rasa syukur kita dengan hal yang terkadang tidak bisa kita ukur. Itulah, Syukur yang tak terukur....