Pages

Senin, 30 Juli 2012

Apakah Kamu Tahu? Did You Know?



Mengapa kalau dipukul, otak kita bermasalah??
Otak kita sangat lemah, tapi mempunyai sistem perlindungan sempurna. Otak dilindungi oleh tengkorak dan selaput otak dan cukup kuat menahan benturan karena adanya kelenjar getah bening. Namun, sel otak bisa mati karena kekurangan oksigen yang dihirup. Jumlah sel otak sejak lahir adalah 1.300 dan terus mati tanpa bereproduksi. Meski sel otak ini tidak mungkin mati karena dipukul sedikit, tapi kita tetap harus berhati-hati.

Benarkah akan jadi Bodoh bila terlalu sering minum Kopi??
Kalau minum kopi secukupnya, otak akan terangsang untuk melancarkan proses pencernaan dan peredaran darah. Makanya bila minum kopi pada saat ngantuk atau lelah, kepala akan terasa ringan dan daya konsentrasi pun meningkat. Tetapi karena kopi memperlambat waktu bagi otak untuk menerima informasi baru, kita akan merasa otak menjadi lamban. Lagi pula, kecepatan tubuh menghancurkan kafein pada anak lebih lama daripada orang dewasa. Karena itu, lebih baik anak- anak menghindarinya. Menurut hasil penelitian, bila anak minum kopi bersama kola dan cokelat,kemampuan belajarnya akan menurun.

Benarkah saat marah kita tidak bisa mencerna makanan dengan baik??
Beberapa organ dan fungsinya dalam tubuh manusia dikendalikan oleh "Saraf Tak Sadar", misalnya denyut jantung, pernapasan, pencernaan, dan lain-lain. Ketika kita makan, lambung akan secara otomatis mengeluarkan getah lambung untuk mencerna makanan dan melalui usus kecil tubuh kita akan menyerap nutrisi. Inilah fungsi dari saraf tak sadar. Tapi jika kita sedang marah, gelisah, atau mengalami perasaan negatif lainnya, maka getah lambung akan sulit keluar secara normal. Keadaan inilah yang mengakibatkan terjadinya tukak lambung atau gangguan pencernaan. Jadi, ketika kita sedang makan, kita harus menjaga agar perasaan kita tenang. Dengan begitu tubuh kita akan dapat mencerna serta menyerap nutrisi yang masuk melalui makanan dengan baik.

Mengapa kita menggoyangkan tangan ketika berjalan??
Saat sedang berjalan, tangan kita akan bergoyang ke depan dan ke belakang. Ini merupakan suatu insting, sama seperti anak kida yang baru lahir, meski tak diajari, bisa berlari sendiri. Bahkan anak kecil yang baru belajar berjalan pun akan menggoyangkan tangannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berjalan!

Kita Kehilangan Sel Kulit Setiap Tahunnya

Manusia melepaskan sekitar 600.000 partikel (sel) kulit setiap jamnya. Dalam setahun ada sekitar 1,5 pounds (0,75 kg) sehingga rata-rata orang akan kehilangan sekitar 105 pounds (47,25 kg) sel  kulit pada saat berusia 70 tahun.

Jumlah Tulang Manusia Dari Kecil Hingga Dewasa

Orang dewasa memiliki tulang yang lebih sedikit dibandingkan bayi. Saat seseorang baru memulai kahidupan, terdapat 305 tulang. Tapi seiring terjadinya pertumbuhan, maka saat dewasa orang hanya memiliki 206 tulang saja.

Fakta Tentang Garis-Garis Di Lidah (Sidik)

Jika ingin menyembunyikan identitas, maka sebaiknya tidak menjulurkan lidah. Karena garis-garis pada lidah serupa dengan sidik jari, setiap orang memiliki sidik lidah unik yang berbeda-beda.

Manfaat Berfikiran Positif

Selalu berfikir positif lah jika ingin jarang mengunjungi dokter. Penelitian menunjukan bahwa penyakit fisik bisa ditelusuri dari sisi psikologis seseorang. Untuk menunjang pemikiran positif, makanlah makanan yang sehat, makana sehat dan alami . Efek lain dari berfikiran positif terhadap otak kita, seperti mengurangi tingkat stress yang dialami, selain itu efek lainnya adalah  peningkatan IQ seseorang.



Poem About Wish


My Longing Hand



I turn over between worry and jealousy
Your love hugged in my arms
Tap with my longing hand
Your heart’s door
In every night’s dream
I whispers timidly
I miss your sweet words
That melts in my heart like candy
To revive it again
Since your silence
It’s been dormant
I keep repeating:
“Open” my lover’s heart
Till i’m hopeless
I wake up at dawn
Haste between suspicion and confusion

Your love held tight in my chest
Tap with my still hoping hand
Your silent land
Beg for a divination
With an explanation
Waters my thirst to understand
I search in myy psychology books
Study your case
Scream “Split” lover’s silence
Till i’m helpless
During the day i ask rose petals
Are you unjust or oppressed?
Are you a joker?
Are you sane or insane?
I ask love scientists
How did you love change?
Between a day and night
From almond syrup to lemon acid!
By : Azza El Wakeel



Pelajaran Hari Ini 7

Tekadang saya kurang puas dengan apa yang saya miliki. Namun, saat saya menoleh lagi, ternyata justru banyak orang yang tidak memiliki apa yang saya miliki. Terkadang hidup itu menyebalkan, namun terkadang pula hidup itu menyenangkan. Syukuri apa yang saya miliki hari ini, esok, ataupun lusa. Dan berdoalah tentang hal yang baik, hari ini, besok, ataupun lusa.

Samudra itu dalam, angkasa itu luas, bawah tanah itu gelap, dan matahari panas. Masih banyak hal lain yang saya ketahui (meskipun itu hal kecil).
Di setiap artikel Pelajaran Hari Ini, saya tidak pernah menngunakan istilah kita atau kami atau apa lah namanya. Karena setiap artikel Pelajaran Hari Ini pertama adalah untuk saya pribadi. Bagus kalau orang lain juga mempelajarinya. Tapi, tetap harus disaring mana yang positif mana yang negatif.
Kali ini saya mau bercerita, tentang saya menjadi ketua kelas untk yang pertama kali setelah kejadian itu. Agak trauma memang, dengan kejadian yang pernah saya lalui selama saya menjadi ketua kelas. Sampai sekarangpun, baying-bayang itu masih menyelimuti benakku. Padahal, aku sudah mencoba untuk berusaha lupa. Tapi kadang-kadang banyangan itu kembali, aku takut, sampai terkadang aku menangis kalau tak kuasa menahan takut. Ada beberapa orang yang tahu tentang ketakutan ini, tapi tidak sedetail yang sebenarnya.
Mungkin bagi mereka yang kenal aku, itu semua karena aku yang dikenal pemberani dan tidak takut apapun, malah takut saat aku menjadi seorang pemimpin. Ini terdengar aneh memang, tapi ini kenyataan. Ketakutan ini berawal saat aku menjadi ketua kelas di SD. Saat itu, aku masih kelas 4 SD, sangat labil. Mudah emosi, egois, kasar, masih sangat labil. Sampai orang tuaku heran, kenapa anak seusia aku mempunyai emosi yang meledak-ledak.
Kejadian itu terjadi saat jam istirahat berlangsung, tepatnya setelah pelajaran olahraga. Semua wanita sedang ganti baju di dalam kelas. Tapi, ada 1 anak laki-laki yang memaksa di dalam dan tidak mau keluar. Ini memang sudah biasa, setiap ganti baju sehabis olahraga kami sering sekali ganti di dalam kelas, entah itu laki-laki ataupun perempuan. Karena terlalu kesal dengan kelakuan si laki-laki tadi, aku sudah memperingatkan dia untuk segera keluar, tapi dia malah membuatku jengkel dengan mengambil pakaian milik teman perempuanku. Dia memang begitu sejak aku masuk sekolah, nakal sekali. Sering aku bertengkar dan adu otot, bahkan terkadang tidak jarang aku main fisik.
Kembali ke saat istirahat di kelasku tadi. Karena aku dudah kesal memperingatkannya terus. Saat itu aku marah sekali, karena bagiku dia tidak menghormati wanita. Lalu, tanpa pertimbangan apapun saat itu aku memukulkan ikat pinggangku dan mengenai pas jidat temanku tersebut. Tapi waktu itu aku masih belum puas, dan terus memakinya dan memukulinya. Mendekat padanya dan membuatnya tersungkur di depanku tanpa melihat bahwa si laki-laki tersebut sudah menangis. Aku baru berhenti saat temanku yang lain memperingatkan aku bahwa jidatnya berdarah.
Saat mengetauhi jidatnya berdarah, aku baru berhenti memakinya dan berbalik takut. Langsung tubuhku serasa lemas, dadaku berdetak hebat. Yang aku pikirkan saat itu adalah, kenapa aku tega melakukannya? Tapi nasi sudah jadi bubur. Aku di panggil ke kepala sekolah dan ditegur. Wali murid dari temanku tadi pun datang ke sekolah. Orang tuaku juga di panggil. Untung saja lukanya tidak parah. Hanya sobek sekitar 5 cm dan ada sedikit benjolan. Tapi aku tahu, itu rasanya pasti sangat sakit untuk anak seusia itu. Setelah kelas 4, sampai lulus SMP. Aku tidak pernah mau menjadi pemimpin lagi. Hanya jika terpaksa saja. Aku takut, karena jika amarah ku meledak lagi, kali ini bukan hanya ikat pinggang yang melayang, tapi pisaupun bisa aku tusukkan.
Tapi, saat SMA ini. Teman-teman sekelasku mempercayai aku sebagai ketua kelas mereka yang baru. Tapi, karena aku masih sangat takut, lagi-lagi aku menangis, sendiri. Karena itu membuatku merasa lebih baik. Pernah beberapa kali, membayangkan kejadian tersebut saja membuatku ingin muntah. Tapi, karena teman-temanku sangat ngotot, aku tidak berdaya menghadapinya. Aku menurut. Tapi… tetap saja aku sebenarnya tidak mau. Meskipun banyak yang berkata, “Jadi ketua tuh enak, bisa perintah-perinta, bisa mimpin ini itu,” atau bilang “ Aku aja seneng jadi pemimpin, soalnya aku jadi yang di depan. Jadi yang di depan tuh seru, tau duluan, apa-apa kan ketua,” justru karena kesalanku yang dulu, sekarang aku tidak berani memerintah seenaknya atau berbicara seenaknya. 
Beberapa hari kemudian, setelah aku menjadi ketua kelas baru. Aku merasa lebih baik. Tapi aku merasa, aku jadi selalu takut bertindak. Mungkin karena sudah lama tidak menjadi pemimpin. Keadaan ini tidak seperti dulu saat SD, aku selalu cepat dalam memutuskan. Segera ini dan itu, memerintah ini itu, bilang seperti ini itu. Mungkin juga karena kenangan masa lalu, aku jadi takut untuk berbicara segalanya di depan orang banyak, aku selalu berusaha menjaga ini dan itu. Tapi aku merasakan bahwa terkadang kehati-hatianku kali ini membatasi ruang gerakku. Aku jadi hanya berputar-putar di area ini saja.
Haah… mungkin ini akan jagi rahasia waktu. Bagaimana aku berlanjut dengna kisahku kali ini. Mungkin kenangan terdahulu harus sangat dijadikan guru untuk kehidupan masa sekarang.

Pelajaran Hari Ini 6

Saya bukan orang yang mampu menceritakan dengan baik kepada orang lain bagaimana kehidupan yang baik itu. Karena mereka harus menemukan arti kehidupan yang baik menurut mereka sendiri.
Tidak pernah sedikitpun aku meragukan keadilan Tuhan YME. Semuanya begitu adil meskipun terkadang arti keadilan itu berbeda. Banyak sekali kenyataan di sekitar saya yang tidak pernah saya perkirakan sebelumnya. Jalan pemikiran orang yang berbeda, sifat orang yang berbeda, raut wajah mereka yang selalu berubah-ubah setiap saat. Semuanya adalah keadilan. Memang, mungkin sekarang keadilan itu begitu tidak terlihat,  tapi suatu saat keadilan tersebut akan muncul dengan sendirinya karena sudah menjadi suratan takdir.
Saya punya seorang bibi, umurnya 10 tahun lebih muda dari ayah saya. Dia, orang pertama yang membuka mata saya tentang manusia, terutama tentang masalah duniawi. Baginya, tidak mungkin hidup tanpa uang sedetikpun. Bahkan untuk memenuhi hasratnya tersebut, dia menghalalkan segala cara.
Sebanarnya dia bukanlah siapa-siapa di keluarga ayahku. Hanya seorang anak angkat dari bibi ayahku yang diangkat anak oleh nenekku. Namun, entah apa yang sudah dilaluinya selama hidup ini, dimata maupun di hatinya hanya ada uang-uang-dan uang. Sangat bertolak belakang dengan ayahku yang baik. Ini memang terdengar subjektif, tapi saat ini saya memposisikan diri saya di pihak netral dengan sudut pandang objektif.
Perbedaan sifat kedua saudara beda darah ini mungkin terletak bagaimana mereka tumbuh selama ini. Sedari kecil bibiku di rawat oleh ayah tiri ayahku. Selama dia bersama ayah tiri ayahku, bibiku mendapatkan semua yang dia mau, karena selama itu ayah tiri ayahku tidak mempunyai anak. Berbeda dengan nasib ayah, sedari kecil dia sudah ikut bersama eyang, ibu dari nenekku. Eyang memang sangat baik, apalagi selagi beliau hidup bersama kakung, beliau begitu disegani karena dulu kakung adalah seorang kepala desa. Sejak kecil, bibi dan ayahku tidak pernah merasakan kasih saying ibunya karena nenekku bekerja di luar kota dan baru pulang saat ayah memasuki dunia SMA.
Saat aku mendengar cerita dari nenek, ibu, atau ayahku sendiri. Hidup ayah benar-benar luar biasa berliku, rumit, dan menyebalkan untuk kudengarkan. Tapi kenapa saat aku mendengar cerita bibiku, tidak ada masa-masa sulit dalam hidupnya. Setelah kematian ayah tiri ayah, nenek dan bibiku kembali ke rumah eyang. Selama itu, keluarga kecil itu hidup bersama. Setelah selang beberapa tahun, gantian kakung yang menyusul kakek tiriku. Kedewasaan selalu dituntut dari ayahku.
Tapi itu semua sedikit cerita lama dari keluarga ayahku. Sekarang, aku ingin menceritakan tentang bibiku. Seorang yang sangat sayang kepadaku sebagai seorang keponakannya. Tapi siapa yang menyangka, semakin lama aku tumbuh besar, semakin lama aku bertambah besar, bertambah umur. Aku mengerti kenapa selama ini sering sekali terjadi keributan di rumah eyang. Hampir setiap hati ada pertengkaran. Entah itu benar atau salah, sewaktu kecil karena aku merasa dekat sekali dengan bibi, aku selalu pergi kearah bibi setelah pertengkaran selesai. Tapi semakin aku tumbuh besar, aku melihat…
Bagaimana seorang manusia bertindak benar atau salah. Semakin hari aku semakin menjauh dari bibiku. Meskipun terkadang aku tidak yakin ini benar atau tidak, tapi semakin hari semakin terlihat bagaimana bentuk setiap manusia itu di depan mataku. Sampai pada suatu titik kepuncakanku, dimana aku mendengar sendiri bibiku menghujat ayah dan ibuku, menggunjing tentang sikap ayah dan ibu di depan nenekku yang katanya selalu ingin berusaha menguasai harta nenek. Itu adalah titik awal aku menyadari kebenaran, saat itu aku baru kelas 4 SD. Seketika aku langsung melemparkan buah mangga yang pemberian nenek kearah bibiku. Menjelaskan bahwa sebenarnya yang jahat itu bibiku, bahwa yang selama ini yang selalu menginginkan uang nenek adalah bibiku. Bahwa selama ini yang gila dengan harta adalah bibiku sedangkan ayahku hanya diam menjalani hidupnya sendiri dengan bahagia tanpa harus mengemis uang kepada orang tuanya.
Mulai detik itu, semakin hari bukan semakin waras. Justru semakin menggila. Hujatan mulai kemana-mana. Ayah dan ibu selalu hanya diam, saat itu aku ingin sekali melabraknya, tapi selalu dicegah oleh orang tuaku. Satu hal bermakna dari kejadian itu yang sampai sekarang sangat aku hargai, yaitu nilai Kesabaran. Dimana ada saatnya kita bicara, ada saatnya kita diam. Diam tidak selalu berarti kalah.
Sampai sekarang, sikap bibiku tidak berubah. Bahkan, demi kebahagiannya sendiri, dia pergi dari rumah dengan membawa semua harta peniggalan kakek tiriku yang seharusnya itu menjadi hak nenekku. Audzubillah himinzalik…
Dalam hal ini, aku belum bisa memberitahunya bagaimana kehidupan yang baik itu. Karena baik untukku belum berarti baik untuknya. Karena sampai detik ini, bibiku sendiri sedang bahagia dengan jalan yang menurutnya adalah kehidupan baiknya.

Rabu, 25 Juli 2012

Antara Mencontek,Kebenaran dan Kejujuran




            Hal yang paling penting untuk seorang siswa adalah nilai. Terkadang, banyak anak yang sekolah tidak untuk menuntut ilmu. Melainkan hanya untuk mendapat nilai dan melupakan tujuan awal untuk bersekolah yaitu menuntut ilmu. Karena yang ada di pikiran mereka adalah nila yang bagus, bagus dan bagus. Sehingga mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Lalu, mengapa semua itu bisa terjadi? Siapa yang bersalah?
            Pada kenyataannya, 90%  murid melakukan hal tersebut. Mendapat nilai setinggi mungkin dengan hal apapun. Apakah ini semua telah benar adanya? Bagaimana dengan kejujuran? Sudahkah kejujuran itu tidak dihargai lagi? Inilah yang menjadi pertanyaan saya. Mengapa guru hanya melihat anak yang bernilai tinggi saja? Tanpa menoleh apakah mereka benar-benar bisa atau tidak? Coba bayangkan, anak yang sebenarnya tidak tahu apapun, akan serba tahu ketika dia mencontek, mengintip jawaban teman dan mendapat nilai sempurna. Lalu, dia akan dianggap benar-benar pintar dan guru akan men-capnya menjadi anak yang pintar. Sehingga, pada suatu waktu si anak dikirim ke sebuah lomba untuk mewakili sekolah hanya karena si anak memiliki nilai yang bagus. Tidakkah ini semua tidak adil?
            Itu semua tidak lepas dari kebudayaan yang telah mendarah-daging di Indonesia. Bagaimana tidak? Negara kita telah terkenal dengan kebudayaan gotong – royongnya dan kerjasana untuk sealing membantu. Bisa jadi, karena kita telah dicap sebagai yang sedemikian itu, kita membawanya dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk kerjasama dalam setiap ulangan dengan alas an membantu. Hal ini terkadang menjadi dilemma. Saat kita diluar rumah, orang tua terkadang member pengarahan kepada kita untuk saling tolong-menolong dalam hal kebajikan. Di lingkungan luar rumah, kita terkadang menerapkannya dalam kondisi yang salah. Bagaiman tidak salah? Kita menolong orang yang sedang kesusahan, memang iya. Tapi, kita menolong mereka ketika mereka sedang kesusahan menjawab soal ulangan. Saat itu,kita menconteki mereka karena kita kasihan, bahkan hanya untuk kata solidaritas.
            Jadi, tidak heran untuk para kutu buku yang tidak pandai bergaul tetap mempunyai teman banyak yang akan selalu ada di sekitar kutu buku saat ulangan. Mereka akan mendekati si kutu buku untuk mendapatkan contekan pada saat ulangan berlangsung. Lalu, saat ulangan selesai ucapan terima kasih dan senyum seolah sahabat dilontarkan kepada si kutu buku dengan harapan dia akan mencontekinya lagi.
            Memang susah, saat kita tidak ingin menconteki mereka, kita dikira jahat dan dimusuhi. Tapi, bila terus-terusan terjadi hal demikian, bukan tidak mungkin anak tolol menjadi pimpinan untuk orang yang notabene lebih cerdas daripadanya. Kalau hal tersebut telah terjadi, siapa yang akan dirugikan?
            Yah, memang beginilah Indonesia kita tercinta. Bahkan, tidak hanya di Indonesia saja karena banyak negara lain yang sudah mewabah hal seperti ini. Dan semua ini sebenarnya hanya berarti satu hal. Mulai tidak tipisnya dan tidak pentingnya kejujuran untuk setiap orang. Karena mereka hanya akan melakukan hal yang mereka anggap perlu untuk mendapatkan hal yang mereka mau. Jika semua itu mulai bertambah parah, akankah ada kebenaran di dunia ini? Karena ingatlah, kejujuran adalah awal dari setiap kebenaran.

  

Penciptaan Langit Dan Bumi


Bumi dan langit tidak akan tercipta tanpa ada yang menciptakan. Sebagai umat Islam, sudah selayaknya kita meyakini bahwa Allas SWT- lah yang menciptakan bumi dan langit. Selain itu, sebagai umat beragama sudah sepatutnya kita mengetuhi Ayat-ayat yang menguatkan Penciptaan Langit dan Bumi. Salah satunya adalah ayat Al Qur’an berikut:

للَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ
Artinya : “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa.” (QS. Sajdah : 4)

Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairoh, bahwa Rasulullah saw memegang tanganku dan bersabda:”Allah swt telah menciptakan tanah pada hari sabtu, menciptakan di bumi gunung-gunung pada hari ahad, menciptakan pepohonan pada hari senin, menciptakan yang tidak disukai pada hari selasa, menciptakan cahaya pada hari rabu, menyebarkan binatang melata di bumi pada hari kamis, menciptakan Adam pada hari jum’at setelah ashar yang merupakan akhir penciptaan di akhir waktu dari waktu-waktu hari jum’at yaitu antara ashar hingga malam.”

Hadits tersebut menceritakan tentang satu tahapan dari tahapan-tahapan perkembangan penciptaan bumi sehingga layak untuk dihuni. Hal ini dikuatkan oleh Al Qur’an yang menyebutkan bahwa sebagian hari disisi Allah sama dengan seribu tahun untuk bumi dan sebagiannya setara dengan lima puluh ribu tahun. Maka, bukan tidak mungkin Allah SWT menciptakan Bumi dan Langit 6 hari bagi-nya namun 6 hari tersebut tidaklah seperti hari-hari kita. Sebagaimana dijelaskan hadits, dengan demikian tidak ada pertentangan antara hadits dengan al Qur’an.

Sekarang, hal paling dekat yang bisa kita renungkan sesuai dengan pengetahuan kita sebagai manusia adalah hari-hari itu adalah zaman yang telah dilalui bumi dalam pembuatannya, masa demi masa sehingga bumi kokoh dan padat permukaannya sehingga menjadi layak untuk dihuni. Dan penciptaan itu seperti yang telah disebutkan oleh berbagai teori yang sering terdengar yaitu sekitar dua berjuta-juta tahun dari tahun-tahun bumi!
Wallahu A’lam...:)


Rabu, 18 Juli 2012

Pelajaran Hari Ini 5



 

Jangan pernah bertanya apa yang orang berikan kepadamu. Tapi pikirkanlah apa yang kamu berikan kepada orang lain.

Tak terasa sudah setahun semua ini terjadi. Hal yang membuat ku tahu lebih banyak lagi arti kehidupan. Semua seperti mimpi bagiku, hhidupku berubah drastic sejak saat itu. Aku senang, karena hal tersebut aku bisa menjadi lebih baik. Meskipun aku tahu ini semua menyakitkan, tapi aku senang karena aku bisa tahu lebih banyak lagi.

Mulanya memang berat melaluinya, hidupku yang semula “A” berubah menjadi “Z”. Awalnya berat, tapi seseorang telah mengajari aku bagaimana bersabar itu. Rasa sakit yang dirasakan oleh seseorang yang telah mengajariku itu, tidak sedikitpun bisa dibayangkan olehku. Rasa sakit yang diterimanya adalah rasa sakit untuk keluarganya. Dia adalah lelaki terhebat sepanjang masa dalam hidupku.

Bila saatnya tiba untuk berpisah, aku akan mengucapkan terima kasih kepadanya. Aku tak akan menangis. Akan kuberikan senyuman tertulus di dunia kepadanya. Akan kutunjukkan bahwa putri kecilnya ini telah berubah menjadi seorang wanita dewasa yang bisa dibanggakan. Tapi aku yakin, dia bisa melihatku tumbuh menjadi ratu dalam keluargaku sendiri. Aku.. hanya bisa berdoa untuk kesehatannya di dunia maupun di akhirat. Tak akan aku lupakan saat – saat bijak yang selalu berkesan dihati ini bersamamu.

Saat kita jalan-jalan dan makan di pinggir jalan, kamu berkata “Bukan seberapa enak atau mahal makanan yang kita santap, tapi dengan siapa dan hikmah apa yang kita dapat itu lebih penting.” Mungkin aku tidak akan merasakan hal-hal seperti itu lagi bersamamu. Mungkin itu menjadi hal terakhir yang kau berikan kepadaku. Tapi, itu sudah sangat menginspirasiku. Saat lain yang bersahaja bersamamu adalah saat aku mendapatkan hadiah berupa uang tunai pertamaku. Kau menyuruhku untuk membelikan hadiah untuk nenekku yang sudah menjagaku saat aku kecil. Dia mengajariku bagaimana caranya menyayangi orang yang lebih tua.

Terlalu banyak kenangan yang aku ingat untuk ditulis. Semuanya begitu sederhana tapi sangat berkesan. Aku tidak pernah menyesal sedikitpun kepadamu. Aku akan selalu bangga memiliki seorang “AYAH” hebat sepertimu.. :D Meski sekarang keadaanmu tidak seperti dulu lagi, aku akan selalu menyayangimu. Maafkan aku tidak pernah bisa mengatakan kalau aku sayang kepadamu. Karena setiap aku mengatakannya aku selalu ingin menangis sekeras-kerasnya untuk mengatakan bahwa aku sangat tidak ingin kehilanganmu.

Tapi ini semua adalah kuasa ilahi. Berkat pengertianmu aku tidak akan pernah menyalahkan orang lain lagi. Kucoba untuk menerima segala kenyataan. Akan aku lihat diriku sebelum melihat ke orang lain seperti katamu. Aku akan membuatmu bangga karena punya anak seperti aku, meskipun saat itu tiba, kau tak dapat melihatnya.

Sabtu, 14 Juli 2012

Pelajaran Hari Ini 4



Dibalik sebuah senyum ada luka, dibalik gelak tawa ada kesakitan. Mendekatlah dan lihat apa yang sebenarnya. Kesakitan dan luka mulai menghilang seiring munculnya syukur.

                Sewaktu saya kecil, saya sering sekali bermain dengan teman-teman. Mungkin tidak hanya saya yang melakukan hal tersebut. Karena memang rata-rata setiap anak juga bermain di masa kecilnya. Namun hari demi hari berlalu, bulan, tahun, semua telah jauh sekarang. Saya bukanlah anak kecil lagi. Saya sudah mulai beranjak dewasa. Bermain untuk orang dewasa jelas berbeda dengan yang dilakukan anak-anak. Yah, beginilah siklus kehidupan manusia. Mulai anak-anak yang selalu tertawa bahagaia setiap saat, remaja yang mulai dewasa, lalu menjadi orang dewasa yang serius menatap kehidupan.
                Aku tahu ini akan terjadi. Berbagai perubahan dalam hidupku sudah aku alami. Banyak sekali hal yang sudah aku lalui selama ini, sedih, bahagia, kecewa, takut, amarah, bingung. Aku sudah mengerti semua rasanya. Namun, sampai sekarang hanya 1 hal yang tidak bisa aku jawab. Mengapa aku selalu begini ya? Atau ini yang namanya karakter seseorang itu.
                Untuk sebagian orang, gembira itu wajar. Tapi untuk beberapa orang lain gembira itu menyebalkan. Saya mengambil contoh Squidward dan Spongebob. Kehidupan Squidward begitu membenci Spongebob yang selalu ceria. Tapi tidak dengan pendapatku. Menurutku, Squidward hanya merasa iri karena dia tidak bisa tertawa seperti Spongebob. Yah, tapi dasarnya ya terserah penulis Spongebobnya saja sih.
                Sebenarnya, lama sekali aku ingin mengatakan diriku yang sebenarnya kepada orang lain. Tapi, aku tidak pernah mau. Walau terkadang ini sangat menyiksa, tapi paling tidak aku tidak akan kehilangan senyuman. Aku sangat suka senyum dan tawa semua orang. Walaupun hatiku teriris atau bahkan hancur remuk berantakan, tapi ketika melihat senyum atau bahagia orang lain aku merasa senang. Sepertinya mereka memberikan sinyal kepada orang lain untuk selalu tersenyum.
                Waktu aku beranjak remaj, aku lulus SD dan memulai SMP. Pada saat itu mulai terasa bagaimana pahitnya hidup. Aku yang seorang anak desa bersekolah di sebuah kota kecil bukan soal yang mudah. Selama 3 tahun aku SMP, banyak hal yang membuatku berfikir dan menyadari bahwa separah-parahnya kamu mendapat cobaan. Kondisikan dirimu tetap bersyukur. Karena dengan rasa bersyukur itu kamu akan mendapatkan kebahagiaan sehingga kamu bisa menikmati indahnya tersenyum. Bagiku, tidak peduli separah apa cobaan yang aku alami, tapi aku akan selalu berusaha tersenyum. Walau terkadang ini membuatku tertekan.
                Pernah pada suatu saat, aku mendapatkan sebuah ujian yang merubah semua hidupku 1800. Bahkan awalnya, tersenyum saja tidak mampu. Namun seiring berjalannya waktu, aku menyadari bahwa kesedihanku ini adalah tanda dari rasa kurang bersyukurku yang selalu menginginkan hal yang lebih. Akhirnya mulai saat itu juga aku memutuskan untuk menjadi seorang smiler  yang akan terus menatap kehidupan dengan senyuman. Aku akan tetap tersenyum dan tertawa kepada siapapun, entah itu musuhku atau temanku. Aku akan tersenyum kepada mereka. Karena bagiku, senyumku bisa saja habis oleh kepahitan hidup yang aku rasakan. Tapi, senyum orang lain tidak akan bisa hilang bila ada yang menjaga. Dan aku ingin menjaga senyum itu untuk semuanya. Meskipun aku tidak tahu masih adakah orang yang menjaga senyumku. ^_^