Pages

Sabtu, 14 Juli 2012

Pelajaran Hari Ini 4



Dibalik sebuah senyum ada luka, dibalik gelak tawa ada kesakitan. Mendekatlah dan lihat apa yang sebenarnya. Kesakitan dan luka mulai menghilang seiring munculnya syukur.

                Sewaktu saya kecil, saya sering sekali bermain dengan teman-teman. Mungkin tidak hanya saya yang melakukan hal tersebut. Karena memang rata-rata setiap anak juga bermain di masa kecilnya. Namun hari demi hari berlalu, bulan, tahun, semua telah jauh sekarang. Saya bukanlah anak kecil lagi. Saya sudah mulai beranjak dewasa. Bermain untuk orang dewasa jelas berbeda dengan yang dilakukan anak-anak. Yah, beginilah siklus kehidupan manusia. Mulai anak-anak yang selalu tertawa bahagaia setiap saat, remaja yang mulai dewasa, lalu menjadi orang dewasa yang serius menatap kehidupan.
                Aku tahu ini akan terjadi. Berbagai perubahan dalam hidupku sudah aku alami. Banyak sekali hal yang sudah aku lalui selama ini, sedih, bahagia, kecewa, takut, amarah, bingung. Aku sudah mengerti semua rasanya. Namun, sampai sekarang hanya 1 hal yang tidak bisa aku jawab. Mengapa aku selalu begini ya? Atau ini yang namanya karakter seseorang itu.
                Untuk sebagian orang, gembira itu wajar. Tapi untuk beberapa orang lain gembira itu menyebalkan. Saya mengambil contoh Squidward dan Spongebob. Kehidupan Squidward begitu membenci Spongebob yang selalu ceria. Tapi tidak dengan pendapatku. Menurutku, Squidward hanya merasa iri karena dia tidak bisa tertawa seperti Spongebob. Yah, tapi dasarnya ya terserah penulis Spongebobnya saja sih.
                Sebenarnya, lama sekali aku ingin mengatakan diriku yang sebenarnya kepada orang lain. Tapi, aku tidak pernah mau. Walau terkadang ini sangat menyiksa, tapi paling tidak aku tidak akan kehilangan senyuman. Aku sangat suka senyum dan tawa semua orang. Walaupun hatiku teriris atau bahkan hancur remuk berantakan, tapi ketika melihat senyum atau bahagia orang lain aku merasa senang. Sepertinya mereka memberikan sinyal kepada orang lain untuk selalu tersenyum.
                Waktu aku beranjak remaj, aku lulus SD dan memulai SMP. Pada saat itu mulai terasa bagaimana pahitnya hidup. Aku yang seorang anak desa bersekolah di sebuah kota kecil bukan soal yang mudah. Selama 3 tahun aku SMP, banyak hal yang membuatku berfikir dan menyadari bahwa separah-parahnya kamu mendapat cobaan. Kondisikan dirimu tetap bersyukur. Karena dengan rasa bersyukur itu kamu akan mendapatkan kebahagiaan sehingga kamu bisa menikmati indahnya tersenyum. Bagiku, tidak peduli separah apa cobaan yang aku alami, tapi aku akan selalu berusaha tersenyum. Walau terkadang ini membuatku tertekan.
                Pernah pada suatu saat, aku mendapatkan sebuah ujian yang merubah semua hidupku 1800. Bahkan awalnya, tersenyum saja tidak mampu. Namun seiring berjalannya waktu, aku menyadari bahwa kesedihanku ini adalah tanda dari rasa kurang bersyukurku yang selalu menginginkan hal yang lebih. Akhirnya mulai saat itu juga aku memutuskan untuk menjadi seorang smiler  yang akan terus menatap kehidupan dengan senyuman. Aku akan tetap tersenyum dan tertawa kepada siapapun, entah itu musuhku atau temanku. Aku akan tersenyum kepada mereka. Karena bagiku, senyumku bisa saja habis oleh kepahitan hidup yang aku rasakan. Tapi, senyum orang lain tidak akan bisa hilang bila ada yang menjaga. Dan aku ingin menjaga senyum itu untuk semuanya. Meskipun aku tidak tahu masih adakah orang yang menjaga senyumku. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar