Waktu berjalan tidak pernah
menoleh kebelakang. Itulah sebabnya tidak terlalu bagus menoleh kebelakang
terlau lama. Karena selama saya menoleh kebelakang tidak terasa saya akan
tertinggal oleh waktu yang terus melaju kedepan. Dan tidak mungkin kita menyalip
waktu. Karena waktu itu seperti udara, tidak terlihat tapi kita sangat
membutuhkannya.
Benar-benar tidak terasa sudah
sebulan penuh melalui Bulan Suci Ramadhan. Tidak ingin rasanya ditinggal bulan
yang penuh makna ini. Tapi bagaimanapun juga waktu tidak akan sesekali
bertoleransi terhadap kita. Yah, apapun yang terjadi kita memang sudah
sewajarnya menerimanya dengan lapang dan berserah diri namun tidak hanya
pasrah.
Baiklah.. Selama 1 bulan ini
banyak sekali hal yang saya pelajari lebih mengenai kehidupan. Apalagi selama
saya berada di rumah saat libur Hari Raya. Oh ya, untuk Hari Raya tahun ini
saya tidak mudik ke rumah nenek. Karena ayah saya sedang sakit, jadi tidak ada
motor penggerak yang mengijinkan saya kesana. Meskipun bisa berangkat kesana
sendiri, tapi itu tidaklah seperti berangkat bersama para keluarga. Ehm..
Lagipula ayah tidak kuat fisiknya untuk melakukan perjalanan sejauh itu. Tidak
apa! Karena kesembuhan dan kesehatan orang tuaku jauh lebih penting dari
segalanya.
Yah.. Jadi, selama 2 minggu ini
aku full di rumah. Bersama nenek,
sepupu dari ayah, tante, om, terutama keluarga intiku. Kedengarannya sangat
membosankan, tapi betapa nikmatnya berkkumpul seperti ini. Mungkin karena aku kost dan jarang pulang sebelumnya, jadi
saat semua keluarga berkumpul rasanya sangat menyenangkan. Aku senang sekali
Hari Raya Ini. Meskipun harus aku lalui tidak sama seperti tahun kemarin, tapi
paling tidak aku telah diberi banyak Hikmat oleh Sang Maha Pencipta. Terima
Kasih Ya Allah.. ! ^_^
Sudah tak terasa pula sudah
setahun penuh ayahku sakit keras. Penyakit satu kambuh, penyakit yang lain
terobati, satu kambuh, satu terobati, terus menerus entah sampai kapan. Tidak
apa, yang penting aku masih bisa melihat wajahnya. Namun, aku yakin Tuhan itu
Maha Adil. Jadi, aku percaya suatu saat nanti, Tuhan akan memberikan nikmat
yang lebih kepada ayahku karena selama hidupnya ini bisa dikatakan ayahku
melalui banyak rintangan yang cukup tidak mengenakkan. Yah.. Aku berdoa untuk
kedua orang tuaku lah, yang sudah merawatku dari kecil hingga menjadi seperti
ini. Aku mendoakan mereka untuk mendapatkan yang terbaik di dunia dan di
akhirat, Amiinn…. !^_^
Bulan ramadhan tahun ini berarti
bulan menuju tingkat kedewasaanku. Semakin hari semakin tahun harus lebih
menjadi baik. Kurasa, dewasa tidaklah terlalu penting, karena bagiku yang
terpenting adalah menjadi baik. Jika kita telah menjadi baik, bagiku itu sudah
mewakili kita menjadi seorang yang dewasa. Tapi, saat kita hanya dewasa saja
tanpa mengerti apa itu kebaikan, sama saja kita seperti kacang tanpa isinya.
Nah, itu terkadang yang aku rasakan. Aku begitu kuat di luar seperti baja tak
tembus senjata nuklir. Tapi sebenarnya jika dibuka besi itu mungkin akan
terlihat karat-karat di dalamnya. Aku kuat di luar, lemah di dalam. Tapi, bagi
orang lain aku sudah terlalu cukup kuat. Alhamdulillah… :D
Yah.. Mungkin aku memang sudah
kuat, tapi yang namanya hakekat manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang
dimiliki. Aku selalu saja kurang, atau mungkin aku memang masih lemah? Ahh… Mungkin
ini salah satu pertanyaan terkonyol dalam hidup. Tapi, sebelumnya aku juga
sering melontarkan pertanyaan konyol seperti “Untuk apa diciptakan manusia yang
hanya akan menghancurkan dunia?” Hal semacam itu tidak aka nada ujungnya jika
dipikirkan. Atau pertanyaan seperti “Bagaimana rasanya setelah mati itu? Apa
ada orang yang sudah pernah mati mengatakan pada orang yang masih hidup?” itu
mungkin sudah dibahas kebenarannya. Tapi aku hanya ingin mengulanginya lagi.
Well, untuk tahun ini liburanku
selesai. Sebentar lagi akau menghadapi masa-masa sulit SMA. Semoga aku bisa
menjalankannya dengan baik. Karena ini semua aku lakukan untuk kedua orang
tuaku…
Aku Menyayangi Kalian… ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar