Aku harap, ini semua memanglah sebuah bunga tidur. Amiinn...... ^.^
Tadi malam aku bermimpi, nggak tahu kenapa, kayaknya nyata banget. Tapi, aku nggak tahu pasti kenapa sampai saat ini aku masih ingat betul bagaimana mimpi tadi. Mungkin karena mimpinya berkesan buat aku. Tapi, dimana ya nilai berkesannya? Ok, aku cerita langsung.
Saat itu, aku duduk di pojok belakang di sebuah kelas dengan 2 papan tulis hitam di depan kelas. Ruang kelas hari itu ramai sekali. Lebih dari 40 orang di dalamnya. Orangnya pun tidak banyak yang aku kenal. Hanya 2 orang yang aku kenal dan muncul di mimpiku. Seorang teman wanita yang aku sebut L dan seorang teman laki-lakiku yang aku sebut A. Aku sendiri tidak dahu kenapa mereka berdua muncul di mimpiku kali ini. Masalah kita semua tidak saling punya. Aku juga baik-baik saja kepada mereka. Tapi, namanya mimpi mana tahu kenapa bisa begini.
Situasi saa itu sedang pelajaran. Si L duduk di depanku dan si A duduk di sampingku. Bangku kami berwarna putih dan kami semua memakai baju abu-abu putih. Tiba-tiba ada seorang guru perempuan dengan rambut tahun 70-an masuk (kalau ini saya tahu, beliau adalah pegawai TU yang judes kata anak-anak). Pelajaran di mulai, tiba-tiba ada segerombol mahasiswa yang masuk dengan berpakaian almamater biru. Mereka sekitar 10 orang dan langsung meuju bangku anak - anak yang mereka mau. Termasuk si A. Ternyata para mahasiswa ini membantu anak-anak yang mereka datangi. Aku melihat itu, dan yang terfikirkan adalah "ini tidak adil". Tapi kenapa tidak ada yang mau protes?
Pelajaran semakin lama, aku semakin ketinggalan dengan semua pelajaran yang diberikan. Tidak tahu kenapa, aku tampak paling yang paling bodoh. Namun, kenapa semuanya tampak baik-baik saja? Aku tetap kebingungan dengan diriku sendiri. Tapi yang lain tetap tenang seperti tidak ada apa-apa. Sampai aku mulai jenuh dan mulai ke bangku si A. Dari sekian anak, hanya aku yang berkeliaran seenaknya. Lalu, aku melihat catatan si A. Aku bolak-ballik catatannya. Tapi, aku tidak menemukan apa yang aku cari. Rasanya seperti materi yang aku pelajari sekarang adalah bab terdahulu sekali dari catatan tersebut. Aku bertanya kepada si A tapi dia tidak menggubris dan terus mencatat dengan cepat.
Mimpi yang indah. Aku selalu berharap seperti itu setiap malam. Namun, tidak ada yang bisa mengatur mimpi. Harapanku, semoga saja ini bukan pertanda apapun. Aku berharap ini hanya suatu imajinasi yang terlalu tinggi. Aku takut bila ini semua jadi nyata, akan sangat menyakitkan bagiku bila semua ini adalah kenyataan. :'(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar