Perpisahan adalah hal yang paling menyebalkan yang pernah saya alami. Dari semua jenis kejadian yang ada, hanya perpisahan yang selalu menyisihkan luka dan kenangan. Semoga luka ini bukanlah luka yang akan membekas seumur hidup, melainkan ini adalah luka pertanda saya hanyalah manusia biasa dan kenangan yang diberikan akan saya ingat, mengerti dan lakukan dalam kehidupan ini. Karena pengalaman adalah guru terbaik.
Tak terasa sudah 14 bulan ini
semua berlalu. Ternyata, hanya sampai ini kemampuannya. Aku tak pernah
sedikitpun menyesal memiliki seseorang seperti dirinya di dalam hidupku selama
ini. Bahkan, tak akan ada yang mampu menggantikannya di dalam hatiku ataupun di
dalam dunia ini. Meski sekarang aku tak lagi bersamanya di muka bumi. Tapi di
dalam hati dan setiap tetes darah ini sudah menggandung darahnya. Karenanyalah,
aku bisa menjadi seorang gadis tegar yang akan mengguncang dunia kelak.
Untuk ayahku tercinta, terima kasih atas semua yang telah engkau berika padaku. Terima kasih atas semuanya selama engkau berada di sisiku. Tak ada yang bisa sehebat dirimu lagi di muka bumi ini. Dalam setiap langkahmu, yang engkau pikirkan hanyalah keluargamu yang harus kau topang hidupnya dan selalalu kau bahagiakan.
Maafkan juga kalau aku selalu membuatmu jengkel, membuatmu mengatakan “Bicara itu sedikit saja, kerjanya yang dibanyakin.” Tapi aku tahu, di hatimu yang paling dalam engkau merindukanku yang selalu cerewet dan tidak mau diam. Gadis kecil yang akan tetap bawel, rame, dan merengek kepadamu setiap saat sampai terkadang kaun mungkin sebal padaku. Tapi, ketahuilah satu hal, bahwa semua itu kulakukan karena aku takut kehilangan waktu ketika kita bersama denganmu. Waktu yang aku tahu tidak akan kembali terulang, untuk itu aku berani lakukan hal terkonyol, ternorak, dan semuanya kulakukan atas dasar terbaik untukmu. Karena bagiku, setiap aku bersama ayah, adalah aku bersama malaikat pelindungku. Selalu tenang, karena ayah akan bersedia mengorbankan jiwa, waktu, darah, bahkan nyawanya untukku. Dan itu adalah hal yang belum tentu aku sanggup berikan untukmu.
Aku ingat dengan jelas, saat ayah rela menungguku berjam-jam hanya untuk menanti pulang putrinya yang tidak menentu, dengan tidak tahu dirinya, akupun pulang sesuka hatiku tanpa memikirkanmu yang sedang menungguku kedinginan di luar. Di lain waktu, ayah rela berhujan-hujanan untuk mengantar dan menjemputku sekolah. Tapi mengapa waktu itu aku tidak peduli bahwa ayah kedinginan? Padahal ayah peduli ketika aku kedinginan, ayah rela kehujanan dan menahan dinginnya angin demi putrimu yang tidak membawa jaket. Meskipun ayah tahu kondisi ayah tidak dalam keadaan sehat-sehat saja, tapi ayah tetap nekat lakukan untukku.
Ayah… Sekarang ayah sudah kembali ke tempat yang tenang. Tanpa dosa, tanpa kesakitan lagi. Sekarang ayah tidak perlu merakasan sakitnya jarum yang harus ditusukkan dalam kulit ayah, rasa sakit ketika selang dimasukkan dalam tubuh ayah, ataupun merasakan sakitnya obat yang dimasukkan dalam tubuh, tidak perlu merasakan satu persatu organ tubuh yang rusak akibat pengobatan yang selama ini ayah lakukan. Apalagi tidak perlu menghawatirkanku, yang selalu membuat ayah berfikir “Anakku masih SMA, apa aku tidak bisa mengkuliahkannya suatu saat nanti?”. Masalah itu ayah jangan pikirkan lagi. Karena percayalah! Suatu saat nanti aku akan menjadi seorang yang bisa membuat ayah tersenyum disana. Menjadi anak seperti yang ayah pernah katakan padaku, “Tidak perlu menjadi orang kaya, cukup ingat orangtua dan mendoakan keselamatannya.”
Maafkan juga putrimu ini, karena selama ini, ternyata karena akulah telah menjadi kekhawatiran utama ayah. Entah apa saja yang ayah pikirkan tentangku, tapi aku bisa menebak, ayak menghawatirkan sekolahku, teman-temanku, belajarku, kuliahku kelak, pacarku kelak, dan siapa yang akan menjagaku kelak. Jika aku menyadarinya dari dulu, aku akan katakan kepada ayah ”Ayah.. putrimu sudah besar, tak perlu kawatir tentang aku. Kalau memang ayah lelah, ayah istirahatlah...” Andaikan saja aku menyadarinya jauh-juah hari, ayah tidak perlu menderita dengan penyakit-penyakit yang ayah derita selama ini.
Terima kasih telah menjagaku sampai seperti ini! Sekarang, semua memang telah jadi kenangan. Tidak akan ada lagi kenangan yang akan kita buat bersama lagi, tidak akan ada lagi orang yang menjemputku ketika pulang sekolah, tidak akan ada lagi orang yang memarahiku ketika aku cerewet, tidak ada lagi orang yang akan memelukku ketika aku marah, tidak ada lagi orang yang mengajakku ke bengkel dan menunggu lama untuk perbaikan kendaraan, tidak ada lagi orang yang memarahiku ketika aku tidur larut malam, tidak ada lagi orang yang membiarkanku terlelap di tempat tidurnya ketika aku sedang lelah, tidak ada lagi orang yang menasehatiku tentang arti penting persaudaraan, tidak ada lagi orang yang memberi tahuku arti penting kesabaran, bahkan, tidak ada lagi orang yang menungguku di depan rumah. Namun yakinlah ayah... semua hal yang ayah telah lakukan padaku selama ini telah membuahkan hasil. Kepingan kenangan yang ayah berikan padaku secara berantai telah terbuka dan memancarkan cahaya. Aku tahu artinya pengorbanan, kasih sayang, perhatian, sabar, perjuangan, dan semua hal mengenai hati. Itu semua telah ayah berikan padaku selama ini, jadi... ayah tidak usah khawatir lagi!
Ayah... Meskipun ayah jauh disana, aku yakin ayah menyaksikanku sedang berjuang menghadapi hidup ini, berjuang selayaknya ayah melawan penyakit ayah selama 14 bulan ini. Tapi, aku akui ayah, mungkin aku tak akan setangguh ayah dalam menghadapi cobaan-cobaan hidup. Tapi ayah jangan khawatir, aku sudah berubah jadi wanita yang kuat, berambut panjang, tegar, rasional, dan tentunya pintar dalam segala hal. Dalam diri, pikiran, bahkan nafasku, akan selalu mengingat tawa, kebaikan, senyuman, semangat, nasihat, guyonan bahkan semua hal ketika aku bersama ayah dan aku bersama ayah, ibu, dan kakak. Keluarga kecil yang ayah miliki, tetap akan ayah miliki dari dulu, kini, bahkan nanti. Selamat jalan Ayah.... Semoga engkau bahagia di sisi-Nya. Meskipun malam gelap, dunia hening, tapi suaramu, wajahmu, tubuhmu, semua dari dirimu akan selalu ada di dalam diri ini. Karena Ayah, adalah lelaki terhebat yang pernah ada di hidupku selama ini....
Love You From Us
(Happy Family Forever After)
By : Skygirl_Fly