If you were already agree with all the thing in your life, so, that's the way you life with
Selasa, 17 September 2013
Catatan
Ini tulisan pertamaku yang aku buat lewat tablet. Oke, kali ini saya mau cerita pengalaman saya. Ini tentang sebuah penyesalan terbesar seumur hidupku.
Saat aku tidak mampu menafsirkan permintaan terakhir ayahku. Saat itu sore hari di hari Minggu. Waktunya aku berpamitan kepada ayahku untuk kembali ke kosan. Saat itu, ayah terbaring di ranjang rumah sakit dengan menggunakan alat bantuan pernapasan. Saat aku selesai menyalaminya, tiba-tiba ayahku menitikkan air mata. Kata yang paling aku ingat dikatakannya apa adanya tanpa nada menuntut, "Nak, ayah takut sendiri.."
Matanya berbinar dan membuatku yang melihatnya waktu itu menjadi merasa bersalah sebagai seorang anak.
"Kan masih ada ibu yah.. ngga usah takut. yah!" hanya kata itu yang mampu keluar dari mulutku. Mungkin, beberapa huruf keluar lagi dari mulutku, aku akan benar-benar menangis.
Ternyata itu hari terakhirku bertemu dengan ayahku. Dia meninggalkanku selamanya.
Hal yang sangat aku sesali, kenapa di hari itu aku justru pergi hanya karena tak kuat menahan tangisan ini? Mengapa tidak aku tambah 1 jam saja, paling tidak dia akan sedikit melupakan kata-katanya tadi. Atau, setidaknya mengatakan kata I Love You...
Note : Sesuatu akan terasa lebih berarti saat sesuatu itu sudah tidak ada. Jadi, jangan sia-siakan sesuatu saat masih ada. Karena apapun sesuatu itu, pasti ada maksud.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar